PROFIL BIODATA JALLALUDIN RUMI, SUFI PENARI DARWIS

Jika kita pernah mengetahui sebuah tarian berputar-putar yang diiringi dengan alat musik gendang dan seruling sambil berucap dzikir, maka itu adalah tarian Darwis, yaitu tarian yang dipraktekkan oleh Thariqat Maulawiyah atau Jalaliyah.


Bersama dengan Syaikh Hisamuddin, seorang Jallaludin Rumi menghasilkan himpunan syair-syair yang besar dan begitu mengagumkan sehingga diberi nama Masnawi. Bukunya terdiri dari enam jilid dan berisi 20.700 bait syair.

Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair, filsuf, dan sufi Persia yang hidup pada abad ke-13. Dia lahir pada tahun 1207 di Balkh (sekarang wilayah Afghanistan) dan kemudian pindah ke Konya, Turki, di mana dia mengajar dan menulis karya-karya sufi yang terkenal. Karya-karya Rumi yang terkenal antara lain "Mathnawi", sebuah epik sufi yang terdiri dari enam volume, dan juga kumpulan puisi-puisi cinta yang dikenal sebagai "Divan-e Shams". Karya-karya Rumi sangat dihargai karena gaya tulisannya yang indah dan inspiratif serta nilai-nilai spiritualnya yang mendalam. Rumi dianggap sebagai salah satu penyair terbesar dalam sejarah Persia dan memiliki pengaruh besar di seluruh dunia melalui karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain.

Nama asli beliau adalah Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekia yang saleh, mistikus yang berpandangan ke depan, seorang guru yang terkenal di Balkh. Saat Rumi berusia 3 tahun karena adanya bentrok di kerajaan maka keluarganya meninggalkan Balkh menuju Khorasan. Dari sana Rumi dibawa pindah ke Nishapur, tempat kelahiran penyair dan alhi matematika Omar Khayyam. Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan.

Jallaludin Rumi memiliki caranya sendiri dalam mencipatakan puisi, beliau lebih sering bermain dengan kisah-kisah dengan bumbu ide yang brilian dan tentunya bermakna sangat dalam.

Namun dalam setiap karyanya beliau selalu memberikan kisah-kisah tentang Nabi Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma'rifat.

Akhir kisah pencipta syair yang mendunia ini terjadi pada tanggal 5 Jumadil Akhir 672 H (17 Desember 1273), beliau menghadap Allah SWT dalam usia 68 tahun .

Lautan manusia rela berdesak-desakan mengantarkan jenazah Sang Penari Darwis sehingga kejadian itu disebut dengan istilah Sebul Arus (Malam Penyatuan). dan Sampai sekarang para pengikut Thariqat Maulawiyah masih memperingati tanggal itu sebagai hari wafatnya beliau.


BERIKUT TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI

Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.

Salah satu Syair Jalalludin Rumi :

Mana yang lebih berharga

Kerumunan beribu orang atau kesendirian sejatimu?

Kebebasan atau kuasa atas seluruh negeri?

Sejenak, sendiri dalam bilikmu akan terbukti lebih berharga daripada segala hal lain yang mungkin kau terima


Oh Tuhan

Telah kutemukan cinta!

Betapa menakjubkan, betapa hebat, betapa indahnya!...

Kuhaturkan puja-puji

Bagi gairah yang bangkit

Dan menghiasi alam semesta ini

Maupun segala yang ada di dalamnya!


Ketika engkau merasa bergairah

Cari tahu sebabnya

Itulah tamu yang tak kan pernah kau salami dua kali


Adakalanya dengan tujuan menolong

Dia membuat kita sengsara

Tapi kepiluan hati

demi Dia

Membawa kebahagiaan

Senyum akan datang,

Sesudah air mata

Siapapun yang meramalkan ini adalah hamba yang diberkati Tuhan

Dimana pun air mengalir, hidup akan makmur

Dimana pun air mata berderai, Rahmat Ilahi diperlihatkan


Pilihlah cinta.

Ya, cinta!

Tanpa manisnya cinta,

Hidup ini adalah beban

Tentu engkau telah merasakannya


Hati yang kacau

Tak dapatkan kesenangan hidup

Dalam kebohongan.

Air dan minyak

Tak dapat menyalakan cahaya.

Hanya perkataan yang benar membawa kesenangan hidup

Kebenaran adalah umpan yang sangat memikat hati


Pergilah ke pangkuan Tuhan,

Dan Tuhan akan memelukmu dan menciummu, dan menunjukkan

Bahwa Ia tidak akan membiarkanmu lari dari Nya

Ia akan menyimpan hatimu dalam hati Nya

Siang dan malam


Kesabaranku mati pada malam ketika Cinta lahir!


Dari anggur cinta, Tuhan menciptaku!


Barang siapa menjadi mangsa cinta, mana mungkin dia menjadi mangsa Sang Maut?


Hari perpisahan lebih panjang daripada Hari kebangkitan

Dan maut lebih cantik daripada derita perpisahan


Aku boleh mati, tetapi gairahku kepada Mu tak kan pernah mati


Telah kupalingkan hatiku dari dunia dan segala kesenangannya

Kau dan hatiku bukanlah dua wujud yang berpisah

Dan tak pernah kelopak mataku menutup di dalam lelap

Kecuali kutemukan Kau antara mata dan bulu mataku


Mereka tahu pasti bahwa aku sedang jatuh cinta

Tetapi mereka tak tahu siapa yang kucintai


Hatiku mencintaimu sepanjang hidupku, dan ketika aku mati

Maka tulang-tulangku, kendati hancur, mencintai Mu dalam debu

 

Hari ini aku lupa sembahyang karena cintaku yang meluap-luap

Dan aku tak tahu lagi pagi atau malamkah sekarang

Karena ingatan pada Mu , wahai Tuhan, adalah makanan dan minumanku

Dan wajah Mu, saat aku melihat Nya, adalah obat penderitaanku


Aku adalah Dia yang kucintai dan

Dia yang kucintai adalah aku

Posting Komentar untuk "PROFIL BIODATA JALLALUDIN RUMI, SUFI PENARI DARWIS"

close