MAKAN SAMBIL REBAHAN DIKUTUK JADI BUAYA

Dalam norma kita sebagai orang Indonesia adalah menjaga adab ketika melakukan sesuatu, salah satunya adalah adab ketika makan. Ketika kita sedang mengkonsumsi makanan hendaknya dilakukan dengan menggunakan tangan kanan, duduk dengan posisi tegak, tidak sambil berdiri atau rebahan, dan hal ini penting kita ajarkan kepada anak-anak kita agar tidak melakukan sesuatu yang dilarang tersebut ketika sedang makan.


Selain bisa menyebabkan gangguan pencernaan, makan sembari rebahan ternyata juga bisa membuat orang jadi buaya. Loh..kok bisa ? 

Nah, ini ada hubungannya dengan cerita legenda tentang sosok buaya putih di antara Sungai Kriyan dan situs Lawang Sanga. Lokasi persisnya adalah Kampung Mandalangan Kelurahan Kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon , Jawa Barat, tepatnya di depan Sungai Kriyan Cirebon.


Masyarakat sekitar meyakini bahwa di Sungai Kriyan dihuni oleh sosok buaya putih yang konon katanya sebagai penjaga situs Lawang Sanga. Buaya putih itu diyakini merupakan jelmaan anak sepuh pertama Sultan Syamsudin Marta Wijaya bernama Elang Angka Wijaya yang dikutuk menjadi buaya putih.

Kejadiannya pada saat itu pada zaman Sultan Sepuh Marta Wijaya mempunyai seorang anak yang bernama Elang Angka Wijaya. Konon, sang pangeran memiliki kebiasaan makan sambil tiduran dan kalau habis makan, minum dan lain sebagainya, merebah di atas lantai.

Karena keseringan rebahan sambil makan hingga akhirnya sang Sultan memergoki putranya itu, lantaran kesal hingga akhirnya berkata “Kamu itu kalau habis makan, tidak lain kerjanya hanya merebah saja, kamu seperti buaya,” kata sang Sultan. Konon, seketika ucapan itu menjadi kenyataan, putranya berubah menjadi buaya putih.

\

Mengetahui putranya menjadi buaya akhirnya Sultan menyuruhnya untuk berada di kolam pemandian putri untuk sementara hingga akhirnya pangeran yang sudah berubah menjadi buaya itu ingin pindah karena sudah tak muat disana.

“Ayahanda, saya sudah tidak kuat lagi diam di kolam renang kepotren ini, karena saya merasa panas, dan saya akan pindah ke Sungai Kriyan,” katanya.

Mendengar permintaan anaknya yang sudah menjadi buaya, Sultan pun menginjinkannya dengan beberapa syarat. “Kamu boleh pindah ke Sungai Kriyan tapi kau jangan ganggu keluarga kesepuan Cirebon, kalau kau ingin makan maka keluar dari Sungai Kriyan ke laut dan dari Sungai Kriyan ke Dukusemak,” kata Sultan.

Hingga sekarang masih banyak yang kerap melihat sosok buaya putih tersebut muncul pada waktu-waktu tertentu. Namun, penduduk yakin bahwa dia tidak akan mengganggu asal tidak diganggu oleh masyarakat sesuai dengan janji kepada ayahandanya.

Pesan moralnhya adalah, jangan makan sambil rebahan :)

Posting Komentar untuk "MAKAN SAMBIL REBAHAN DIKUTUK JADI BUAYA"

close